10 Kesalahan Fatal Ber-MTB
Masalah Sadel dan Seatpost
Lain sepeda, tentu lain pula setelanya. Hal ini mungkin sering tidak
diindahkan beberapa diantara kita. Ingat, MTB bukan BMX, jadi jika
menggunakan sadel dengan seatpost yang terlalu pendek sangat tidak
dianjurkan. Kenapa ? Bersepeda dengan sadel rendah akan mengurangi
sebagian tenaga dari otot kaki kita. Hal ini berakibat sulitnya
mengendalikan sepeda dengan luwes, dan makin kita menggunakan tenaga
dengan kuat lutut kitapun semakin menderita.
Nah bagaimana mengatur sadel dan seatpost yang tepat ? Aturlah tinggi
sadel dengan ketinggian yang cukup (ber patokan, antara jarak telapak
kaki bersepatu dengan selangkangan anda pada posisi berdiri lalu
dikalikan 0,883 = jarak as batang pedal / crank ke sisi atas sadel ).
Sehingga pada saat kita mengayuh pedal posisi lutut akan tertekuk
sedikit pada saat telapak kaki kita berada pada posisi pedal terendah.
Kita boleh merendahkan sadel tidak lebih dari 1,5 cm dari patokan
tersebut diatas. Perlu diingat untuk berjalan kaki kedua telapak kaki
kita memang harus berada di jalan, tetapi itu tidak berlaku bagi
pengendara sepeda gunung.
Posisi Tangan di Tuas Rem
Pemula biasanya akan panik atau gugup pada saat pertama kali
menjumpai lintasan yang sulit. Mereka langsung mencengkram tuas rem
dengan seluruh jarinya. Disamping letak tuas rem berada pada stang
sepeda (handlebars) dan harus dilakukan bergantian (simultan) untuk
melakukan pengereman dan pengendalian sepeda, dan sekali saja seluruh
jari anda terlanjur mencengkram tuas rem, anda akan sulit untuk
mengedalikan setang sepeda pada saat anda harus memilih mengendalikan
tekanan pada rem dan juga harus melakukan manufer2 dilintasan. Gunakan
jari kelingking dan jarimanis kita untuk memegang stang speda, dan
kendalikan tuas remnya dengan sisa jari anda yang terbebas (jari
telunjuk dan jari tengah).
Rem Depan Vs Rem Belakang
Saat jalan di turunan haram hukumnya tekan rem depan dan hanya
bergantung pada rem belakang ? Rem depan memegang peranan utama dalam
lintasan tak beraspal. Pada saat pengereman dan menuruni bukit semua
beban pada sepeda akan diteruskan ke roda depan. Mulai berlatihlah
menggunakan kedua rem depan dan belakang bersamaan. Anda dapat
menghindari dari kepanikan pengereman dalam situasi bahaya dengan cara
meletakan satu jari pada tuas rem depan dan dua jari pada tuas rem
belakang. Perhatikan suara gesekan roda, pada saat roda mulai agak
merosot / terkunci kendorkan sedikit supaya roda dapat berputar. Tak
apa-apa menjadi lambat sedikit, selama roda sepeda anda tetap berputar
anda akan lebih mudah mengendalikan sepeda anda. Roda yang terkunci dan
merosot akan selalu meluncur lurus kedepan dan tidak dapat dibelokan
arahnya.
Gengsi Gede, Skill Kurang
Gak jarang pemula gengsi untuk menuntun sepeda saat menghadapi track
sulit. Ingat, menuntun sepeda di olah raga Downhill tidak dilarang. Jadi
jika merasa kemampuan dan teknik anda kurang, jangan malu-malu untuk
turun dari sepeda dan menuntunnya bahkan memanggulnya bila perlu. Pada
kenyataannya semua pengendara sepeda gunung banyak melakukan hal ini,
dan bahkan ada yang memasang busa pada bagian top tubenya (palang paling
atas pada rangka sepeda) agar nyaman memanggul sepedanya. Tidak apa-apa
untuk menuntun sepeda pada lintasan-lintasan sulit selama kemampuan
teknik anda masih terbatas . Apabila kemampuan teknik sudah lebih baik
cobalah lintasan-lintasan sulit tersebut satu-persatu sampai anda
benar-benar dapat menguasainya. Orang yang sudah terlanjur trauma karena
pernah terjadi kecelakaan pada suatu lintasan akan selalu takut dan
enggan untuk mencobanya lagi.
Ragu-Ragu di Tengah Lintasan Curam
Kebanyakan penyebab kecelakaan yang dialami oleh para pengendara di
lintasan turunan yang tinggi dan curam adalah tiba2 ditengah lintasan
mereka menyadari bahaw lintasan yang sedang dilaluinya sangat
menyeramkan, (menjadi ragu-ragu) dan mereka memutuskan untuk merubah
posisi duduknya kedepan sadel bergantung pada top tube (palang atas
sepeda). Pengendara pemula biasanya akan segera mencengkram kedua tuas
rem kuat-kuat, kakinya menimpa handlebar, roda depan yang terkunci dan
nancep ditanah menyebabkan sepeda terpelanting dan pengendara terjun
bebas. Pada saat kita mulai sadar akan bahaya (ngeri) mengehadapi
turunan yang curam dan apa bila mau mencoba juga, maka segera lepaskan
sebelah kaki dari pedal (untuk berjaga-jaga), dan mundurkan posisi kita
kebelakang sadel (memindahkan berat badan kebelakang). Agar bila roda
depan terkena hambatan pengaruhnya akan berkurang, kita dapat
menggunakan sadel sebagai penyangga tubuh dengan meletakkan perut pada
sadel, dan kaki sebelahnya lagi tetap pada pedal, kedua tangan tetap
siap pada stang untuk pengendalian, wuuihh !! ampir aja. Untuk sementara
anda dapat mengulangi hal tersebut daiatas dan meluncur dengan tenang.
Minum Kurang Teratur
Orang sering mengesampingkan minum, sampai benar-benar haus.
Ujung-ujungnya badan menjadi menderita dan mengendur pada tahap pertama
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Disarankan dalam interfal minimal
15 menit, orang harus minum secukupnya, walaupun cuaca sedang sejuk.
Makan makanan ringan ber energi setiap 30 atau 45 menit pada setiap
turing (perjalanan panjang) yang dilakukan lebih dari satu jam. Memang
makanan ringan seperti tersebut diatas tidak membuat kita kenyang dan
seakan2 kita tidak yakin dengan manfaatnya, tetapi hal ini dapat membuat
tubuh kita mendapat suplai yang dibutuhkan, ini dapat menolong
menghindari kita dari kejang otot, dan perasaan letih pada saat habis
melakukan touring yang melelahkan.
Berpakaian Berlebihan
Orang Sering mengenakan celana training dan sweter tangan panjang
untuk ber olah raga, bahkan kadang2 menggunakan kaos dalam dengan alasan
untuk menyerap keringat lebih banyak. Hal ini sering dilakukan pula
oleh para pemula di olah raga MTB. Keringat yang menumpuk pada kaos akan
menghambat penguapan keringat pada tubuh, keringat yang terperangkap
akan menyebabkan panas tubuh cepat naik pada titik didih setelah sepuluh
menit. Gunakan bahan yang halus dingin agar keringat dapat mudah
menguap dari tubuh kita, dan gunakan bahan nylon atau bahan sejenis
dengan rajutan sedikit renggang sehingga keringat dapat mudah menguap
melaluinya. Akan lebih bagus apabila kita menggunakan pakaian dengan
bahan kusus dibuat untuk olahraga bersepeda, bahan tersebut dapat dengan
mudah menguapkan keringat kita dari badan sehingga badan kita akan
terasa selalu kering, dan bahan tersebut dapat menahan angin atau udara
dingin dari luar, berpakaian seringkas mungkin akan lebih baik.
Bungkuk
Kebanyakan pemula lebih suka bersepeda dengan posisi tegak di jalan
datar dan akan mendorong kan badannya kedepan pada saat tanjakan yang
curam. Untuk menjaga roda belakang tetap menggigit ditanah, kita harus
memberi beban pada roda belakang. Sedang alasannya mengapa kita agak
condong kedepan karena kita perlu memperhatikan jalur lurus didepankita
mulai dari ujung roda depan sepeda yang kita kendarai. Duduklah mengarah
depan pada sadel, dan konsentrasikan pandangan kita kedepan kira-kira 3
~ 4,5 m dari sepeda kita.
Agak mundur sedikit sehingga roda belakang
mendapat cukup tekanan dan roda depan terasa agak ringan. Jangan buru2
terlalu maju kedepan sebelum anda benar2 sudah melewati batas puncak
tanjakan, karena kita akan kehilangan traksi dan kandas sebelum mencapai
puncak
Kebut Awal Loyo Akhirnya
Pemain MTB amatiran bisanya genjot sangat cepat dan kuat walaupun
perjalanan baru mulai atau belum setengah perjalanan bahkan dalam
kondisi fisik yang buruk (abis begadang dll). Tapi jangan harap dapat
medali emas dalam olimpiade bila belum apa-apa udah dikebut abis.
Bersepeda gunung adalah olah raga yang sangatlah menyenangkan apabila
anda dapat mengatur dan mengetahui saat-saat yang tepat kapan kita harus
mempercepat atau memperlambat genjotan. Awas cadangan oxygen ditubuh
anda hanya bertahan selama 10 menit, dan 45 menit untuk mengolah
cadangan carbohidrat dalam darah atau dalam organ fital anda, setelah
itu tubuh anda akan berkerja keras untuk membentuk / mensuplai energi
untuk keperluan tubuh anda. Jadi memboroskan tenaga pada awal akan
menjadikan anda Loyo pada sisa waktu anda. Genjot sepeda anda dengan
tempo konstan (stara dengan ritme bila anda sedang joging) sampai
kira-kira setengah dari seluruh perjalanan anda.
Pejamkan Mata Kurang Perhitungan
Naik sepeda bukan naik Roller Coaster. Jadi tiap kali melewati
rintangan jangan sekali-kali pejamkan mata dan hanya terpaku pada satu
objek, karena keselamatan anda saat MTB tidak tergantung pada rel
(seperti di Roller Coaster). Mata adalah kepanjangan dari sistem otak
anda, maka jika ada halangan didepan, otak kita langsung memberi isyarat
untuk terus melibas dengan tepat. Ini terjadi karena mata kita sudah
terpaku pada satu obyek dan otak mengendalikan tubuh kita secara tidak
sadar (reflek). Untuk itu coba cari daerah aman lain disekitarnya anlisa
dulu keadaanya lalu ambil keputusan untuk melakukan tindakan. Jika
memang anda akan ambil jalur itu juga tetaplah berjaga-jaga agar apa
yang anda harapkan akan terwujut. Adi/Kas
0 komentar:
Posting Komentar